Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2018

Dari Kediri ke Tulungagung

Gambar
       Selalu ada yang lucu saat berkunjung ke kota Cethe, Tulungagung. Sudah beberapa bulan ini saya bolak balik Kediri-Tulungagung untuk mengerjakan sebuah acara. Sebenarnya saya sudah sedikit lelah bolak balik karena pikiran saya terkuras karena beberapa orang yang terlibat dalam acara ini susahnya minta ampun ketika diajak bertemu. Tapi ya mau bagaimana lagi, semakin kesini semakin tahu lah apa yang seharusnya saya lakukan.         Pagi ini seperti biasa, istri saya menghidangkan secangkir kopi panas. Bukan main, kebiasaan menyeduh kopi di pagi hari sambil merokok adalah kebiasaan yang sulit dihapuskan dari muka bumi ini. Banyak sekali ide yang hadir disaat sebatang rokok itu masuk kedalam bibir saya. Setiap tarikan memiliki makna lebih. “Yang, kamu punya uang saku untuk berangkat ke Tulungagung?”, tanya istri. Dengan berlaga sok tentu saja saya menjawab, “tentu ada”. Padahal uang dalam saku tinggal lima ribu rupiah. Ongkos u...

Sepulang Kerja

Gambar
Bersama dengan beberapa temannya, Fatih berjalan kaki dari kantor menuju kos nya. Dalih kelelahan karena menumpuknya kerjaan sepanjang hari, Fatih pun mengiyakan ajakan temannya untuk naik angkutan umum, padahal jarak antar kantor dan kosannya hanya sekitar 1 km saja. Fatih duduk di sebelah pintu bagian belakang sambil melihat sekelilingnya. Selalu saja tercium bau jelaga, ia mencoba menutupi hidungnya dengan tangan. Fatih sudah terbiasa dengan bau itu, tapi tetap saja tidak suka. Sementara, seorang ibu menceritakan bahwa baru saja ada yang tercopet di dalam angkutan.   “Hati-hati zaman sekarang, banyak sekali pencopet yang berpura-pura baik kepada calon incarannya,” ucap ibu itu. Dalam hatinya tentu saja Fatih mengamini yang dikatakan ibu itu. Mobil angkutan umum pun melambat dan menepi. Ibu-ibu pembawa berita tadi lantas mencoba turun. Dipandanginya lagi sekeliling. Mata Fatih tertuju pada sekawanan bapak-bapak yang duduk berjejeran di depannya. Sepatu proyek lusuh, celan...

Let's go to Pantai Ngalur Tulungagung

Gambar
Kalau boleh bilang, sebenarnya Tulungagung itu kaya destinasi wisata. Salah satunya adalah deretan pantai selatan yang menghampar luas di balik pegunungan yang ada. Nah, kali ini saya akan bahas soal pantai Ngalur. Salah satu pantai indah yang masih lumayan sepi. Jalur ke pantai ngalur ini sebenarnya searah dengan pantai sanggar dan pantai pathuk gebang. Jadi kalo kamu pengen puasin mantai, kamu bisa ke 3 pantai itu sekaligus. Mantap kan tjoyyy. Pantai sanggar letaknya di pertengahan, dari sanggar, kamu bisa jalan sedikit menuju ngalur, atau jalan sekitar 1,5 jam menuju pathuk gebang. Alamakjaaang, mayan. Hahaa Ini pas jalan setapak, cuman yang agak lebar. Ada yg lebih ciut lagi. Haha Pantai Ngalur sendiri terletak kurang lebih sejauh 25 km dari pusat kota Tulungagung. Pantai ini terletak di kecamatan Tangunggunung desa Jengglungharjo. Adaa 2 jalur sebelum jalur dekat pantai. Setelah sampai jalan terjal arah masuk Jengglungharjo, jalur pertama melewati jalan besar yang menaku...

Cukup bandrek, aku dan kamu

Gambar
Antara Jakarta dan Bandung Ku jinjing tas kecilku Menunggu di pojok stasiun, lama sekali Berharap pangeran bergigi kelinci datang Antara Jakarta dan Bandung Bunga apa yang seharusnya mekar di bulan April?  Aku tak tahu, apa kamu tahu? Berharap bunga berduri ini membuatmu tersenyum Apakah tangkuban perahu selalu ramai? Apakah selalu semua orang datang laiknya semut bergerombolan? Apakah pak tukang bandrek juga datang sebelum mereka? Apakah hujan ini sengaja datang untuk menghangatkan kita? Enaaaak, bandrek sedap menghangatkan tubuh Pak, berapa yang harus kubayar untuk satu gelas yang kami minum berdua?  Cukup delapan ribu Ah, tidak bisa semurah itu pak! Antara bandrek, aku dan kamu, mana yang lebih hangat? Tentu saja ... Apa kita harus ke Bandung lagi untuk membeli bandrek itu, agar rangkaian simpul itu melengkung lagi?  Barangkali ...

Sumeleh

Gambar
Sebenarnya kali ini saya bingung mau menulis apa. Saya sungkan jika menuliskan perspektif saya, karena belum tentu benar. Tapi memang benar itu kadang juga tidak benar-benar benar. Haha. Pun saya bingung dari mana saya harus memulai menuliskan hal yang sebenarnya juga riskan menurut saya. Riskannya bagaimana? Saya tidak tahu ini akan berfaedah jika orang lain tahu, atau malah sebaliknya. Leh, ndak jelas kan? Hahaa. Tapi yang penting, saya mencoba menuliskan beberapa hal sebagai pengingat yang mungkin nanti bisa ditanamkan pada diri anak saya, eh berarti saya memaksakan kehendak saya? Ah bukan, saya hanya akan memberi tahu anak saya jika memang saatnya. Saat dia sudah memiliki prinsip yang matang tentang kehidupan apa yang dia pilih. Loh ya, kok bicara soal anak mblo? Lawong kamu aja sekarang masih jomblo (menunjuk pada diri saya sendiri) cesss, ngenesss. Haha. Tak apalah ya, salah satu cara menghibur diri, eh. Bahasannya semakin lama semakin ngawur.   Ok, back to the topic....