Maju Mundur, tetep Nulis!
Menulis itu
berat kawans. Uhuiiii
Kenapa demikian?
Well, sebenarnya saya hanya ingin mengapresiasi para penulis yang sudah setia
menulis hingga menghasilkan banyak karya, dan masih lanjut menulis meskipun
kadang buku yang ditulis tidak seberapa laku di pasaran. Beberapa hari yang
lalu saya membaca artikel di salah satu situs kesayangan saya, jualan buku
online yang justru dibayar dengan jawaban gratis lho ya! Alamaaaak, sungguh
besar kesabaranmu wahai penulis.
Awal mulanya, saya
membayangkan bagaimana proses sebuah ide itu muncul dalam otak seorang penulis.
Bayangkan guys, ide yang brilian itu
tidak bisa muncul begitu saja ketika kamu diharuskan menulis suatu hal dalam
sekejab. Maksud mu langsung njebubul ngunu
guys, yo karepmu kuwi. Penulis yang hebat itu biasanya harus melalui
pergumulan batin yang keras dulu sebelum menghasilkan ide ajaib, seperti di
medan perang. Sangar kan? Haha. Bagaimana
seorang penulis itu menyambung satu demi satu kata untuk menjadi sebuah kalimat
lanjut menjadi paragraf yang enak untuk dibaca. Dan lagi menyambung paragraf
untuk menjadi sebuah artikel yang memberikan kesan di setiap baris yang dibaca.
Rek, angel rek!
Belum lagi
ketika tulisan itu sudah selesai dibuat, pasti mikirin sampul bukunya
bagaimana. Ndilalah, kamu penulis
bukan seorang desainer grafis, ya alhasil minta bantuan orang lain untuk
mendesainkan sampul buku impianmu. Some
people says, don’t judge a book by its cover, but willy nilly we are human
being guys, many of us did it! Lantas apa itu artinya? Uang lagi yang harus
dikeluarkan. Belum lagi setelahnya mencari penerbit yang mau menerbitkan
bukumu. Boleh dibilang, bagi penulis awam mungkin akan berfikir untuk mencari
penerbit yang indi dulu, sebelum masuk penerbit besar. Karena apa? Mencari penerbit
yang mau menerbitkan buku tidak semudah mencari kacang goreng. Banyak di
warung. Hahaa
Sekali lagi,
ujian berat datang ketika penerbit itu tidak bisa menerbitkan buku gratis. Alamaaaak,
sabar sabar. Belum dapet uang sudah banyak keluar modal. Sebenernya dilema juga,
ketika tulisan belum sebagus penulis profesional dan hanya bisa menembus
penerbit indi. Karena hal ini tentu mempengaruhi rating penjualan. Ya kalian
tahu lah, saat berhasil menembus penerbit bagus, kita bisa menerbitkan buku
tanpa bayar alias gratis, dan saat buku laku keras hasil yang kita dapat juga
mantap.
Tapi gengs,
kembali lagi kalau kita memang ingin menjadi penulis, tidak apalah kalau
menembus penerbit indi dulu. Toh, yang terpenting adalah kamu mulai menulis. Suatu
saat, tulisan kamu masih akan tetap dikenang dan sebagai sejarah dalam hidupmu.
Aseeeek.
Eh balik lagi,
masih ada satu ganjalan lagi guys. Ketika
buku yang kamu tulis itu bukan buku pelajaran, masih ada potongan pajak yang
harus di bayar. Hahaaa sabaaaar. Orang sabar disayang Tuhan, kalau kurang sabar
ya ambyaaar. Seperti Hayati yang ingin ditenggelamkan di rawa-rawa atau seperti
Dilan yang nggak kuat menahan rindu berat. Ambyar guys, ambyaaar. Maafkan kalau
ada yang salah ya, karena saya belum menjadi penulis. Hehe Sekian. Salam sungkem!
Tulisanmu kereen Ann.. Setujuuu.. Cen nulis iku kudu sabar, lak gak sabar yo ambyaar...
BalasHapuswahaa terbang ni mba jadinya
HapusPokok tak tagih tulisanmu tiap minggu!
BalasHapuswkwkwk tulisane sampen yo tak tagih mas. heuheu
BalasHapusdari kemaren nungguin tulisan kamu hehe.. mnteep
BalasHapusCn, v vg j v nx kl mk. . Gkbnj
BalasHapus. Om mmk